Menulis di media cetak
Menulis artinya menghasilkan karya, Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan mengunakan aksara,berupa kata ,kalimat dan paragraf yang tersusun rapi dan indah,
Menulis biasa dilakukan pada media kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pinsil dan pena ini gaya menulis tahu 70 han ,Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar atau lukisan tangan
nah di era globalisasi ini menulis sudah mengunakan laptop dan nulisnya di blog maka sangatlah gampang untuk publikasikan ke media atau keruang baca.
tapi yang diharapkan pada kita penulis selain menulis di blog maka kita harus bisa menulis di media cetak ini yang paling utama,jujur saya belum pernah menulis di media cetak,syukur alhamdulillah kali ini kita diajak menulis di media cetak bersama PGRI,mudah-mudahan PGRI selalu jaya kiranya
sekarang kita akan cobak melirik atau mengintip sejarah berdirinya PGRI dari web PB PGRI
SEJARAH SINGKAT
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(PGRI)
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sejalan dengan keadaan itu maka di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh, mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka”.
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah –guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 –seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia– Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tengah bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
- Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
- Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
- Membela hak dan nasib buruh umumnya,guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
bahkan di masa covid-19 ini PB PGRI terus bergerak maju.
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan, dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis
,bahkan PGRI mengelar menulis bersama secara gratis untuk seluruh indonesia,,alhamdulillah dari gelombang pertama belajar menulis hingga sudah di buka gelombang 12 belajar menulis ini membuktikan bahwa guru indonesia sangat membutuhkan menulis,karena PGRI tau guru butuh menulis ,maka kita guru harus bersyukur dan berterimakasih yang sebesar-besarnya karena telah mau membina dan membimbing kita hingga sukses menulis dan menerbitkan buku secara mandiri dan gratis wooo luar biasa
ini tugas utama guru sebagai pribadi pendidik yaitu ,membaca,menulis dan mendidik serta memotivasi dll anak bangsa,sekali lagi hidup PGRI jayalah selamanya,dan PGRI selalu tau apa yang kami guru butuhkan......! nah di bulan ramadhan ini PB PGRI juga mengajak guru untuk menulis di PB PGRI ,apakah kita para guru mau atau tidak ......! ini pemberitaun secara umumn ;
Belajar Menulis dan Menerbitkan Buku PGRI Selama Bulan Ramadhan Minggu KetigaTanggal 11 sampai 15 Mei 2020 Pukul 13.00- 15.00 WIB di WA Group PGRI
1. Senen, 11 Mei 2020, Tim Webex kartika ke sekolah, Penggunaan Aplikasi Webex.
2. Selasa, 12 Mei 2020, Arif Ntt, Materi Berbagi Pengalaman Menjadi Pemenang Inobel
3. Rabu, 13 Mei 2020, Dra. RAHMI WILANDARI, M.Pd SMAN 21 Surabaya. Materi " Menulis di Media Cetak "
4. Kamis, 14 Mei 2020, Asep Safaat, Menulis Opini di Media cetak
5. Jumat, 15 Mei 2020, Edi Arham, Pengalaman Mengajar di Daerah 3T
Sabtu dan Minggu Libur untuk menyelesaikan tugas resume kuliah online, dan dikirimkan ke email omjaylabs@gmail.com serta posting di blog masing-masing agar semakin banyak orang membaca tulisan kita. Ikatlah Ilmu dengan cara menuliskannya. Terima kasih. pemberitauan nya selesai,nah ini berlaku umum untuk seluruh guru indonesia,tunggu apa lagi mulailah bergerak .lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk terus maju bersama PB PGRI
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, dan independen.nah cukup luar biasa bapak ibu maka tolong jadikan PGRI selalu di hati kita guru .karena PGRI adalah ibu kandung kita guru,sudah seharusnya kita megabdi dan mejunjung tinggi organisisi ini,namun apa daya biasanya yang namanya anak jarak ingat sama orang tuanya,sama hal nya dengan kita guru saat ini banyak yang sudah beralih ke organisasi lain......,namun pesan saya dimanapu dan kapapun tolong ingat ibu mu itu yang penting,ibu mu wahai guru adalah PB PGRI,sadarlah wahai guru indonesia.hari ini tepatnya hari rabu tangal 13 mei 2020 PB PGRI mengaja kita guru di seluruh indonesia untuk bisa menulis di media cetak,apakah ajakan ini juga masih tak terdengar oleh kita,atau kita pura-pura tidak tau atau apalah alasan kita,akankah kita seperti itu selalu terhadap orang tua kita,atau kita akan ikut ajakan beliau,yang luar biasa ,sehingga orang tua kita bahagia maka kitapun akan bahagia,ingat itu wahai para guru indonesia.syukran alhamdulillah ,wassalam
Wah....kreatif bu fatim
BalasHapusAlhamdulillah,i, terimakasih ibu,ibu juga selamat ya
Hapusmantul
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih banyak omjay
Hapus