Pelatihan menulis
Jujur saja malam ini saya tidak bisa fokus karena pikiran saya bercabang di satu sisi saya harus mengikuti kuliah online tentang belajar menulis kemudian di sisi yang lain saya harus mengumpulkan laporan PDR dari guru saya jadi malam ini saya harus membagi pikiran saya menjadi bercabang dua laptop untuk mengumpulkan bdr guru saya HP untuk melihat dan mendengar kuliah yang akan diberikan oleh pak Edi S mulyanta SSI MT yang judulnya nya padahal tema malam ini adalah tema puncak dari kami guru belajar menulis tapi saya pun heran di grup belajar menulis lambang 8 juga seni sepi sepertinya seluruh peserta anggota grup belajar menulis gelombang 8 pada merasakan hal yang sama dengan saya dan alhamdulillah malam ini kita kembali bersama moderator terbaik kita Mr bams, Alhamdulillah saya sangat senang bisa ikut kuliah online bersama mas Edi,berikut tutur kata mas edi :
Saat ini penerbitan sedang betul-betul di uji ketahanannya, terutama kondisi terkini di outlet penerbitan tutup karena pandemi yang luar biasa mengubah haluan secara mendadak.Darah penerbitan adalah karya tulis dari penulisnya, dimana dari karya tulis tersebut dapat diubah menjadi sebuah media buku yang dapat dinikmati pembacanya melalui outlet-outlet pemasaran baik toko buku, kampus, sekolah, dan pembaca secara langsung.Setiap penerbit telah dipercayakan ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penanda setiap terbitannya, dan dinaungi di bawah IKAPI sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mewadahi setiap penerbit di luar penerbit kampus.Penerbit di bawah IKAPI secara alamiah memilih jalur masing-masing sesuai passionnya dalam menerbitkan buku.Sebagai penulis, sebaiknya memahami ciri khas terbitan setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya sesuai dengan misi penerbit tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan segala tema di setiap terbitannya.Penulis, dapat mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan biaya dalam memersiapkan tulisannya.
Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat. Penerbit mempunyai peta pasar yang dia rekam dari outlet-outletnya, sehingga instink penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi sasarannya. Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit. Apalagi tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk memengaruhi penerbit. Penerbit lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai penerbitannya mempunyai resiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar. Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit. Penerbit akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik.
Sebagai contoh, saat ini buku yang sangat dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa, bagaimana, virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul2 mempunyai manfaat pada pembaca.
Pesaing buku apakah sudah ada apa belum. Penulis perintis pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang cukup menarik. Biasanya tulisan pertama mempunyai kualitas yang belum baik, akan tetapi mengejar momen yang cukup bagus. Penulis follower biasanya mempunyai penyajian materi yang lebih baik akan tetapi terkadang menikmati pasar sisa dari para penulis perintis. Penulis perintis effort awal lebih banyak, dan terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya.
Poposal buku akan semakin sempurnya, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut. Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya. Proses penerbitan cukup panjang waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain cover, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan paling lama. Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan.
Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah:Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan.
Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis. Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik.
Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan dapat efektif di tentukan. Harga buku yang menarik, akan cukup mempengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau meninggalkannya.
Desain cover, juga mempunyai peranan strategis dalam sebuah buku. Apalagi tipikal pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari keindahan dan seberapa menarik cover buku. Tipikal pembaca buku di Indonesia adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagaimana cover yang menarik, dan terbukti mendongkrak pemasaran.
Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya. Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best Seller yang By Design.
Artinya, banyak buku Best Seller di Indonesia, terkadang karena karunia semata... Jadi jangan takut menawarkan tulisan anda ke penerbit karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan buknya. Hanya pengalaman, dan intuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di pasar.Demikian pengetahuan yang disampaikan narasumber, dan diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam mencoba memasukkan tulisannya ke penerbit-penerbit di Indonesia.
Demikian kuliah yang disampaikan oleh narasumber, selanjutnya proses tanya jawab.alhdulillah proses tanya jawab berlangsung lancar,namun sayang saya belum bisa bertanya karena pikiran masih bercabang dua,sampai kuliah selesai saya baru sadar kenapa perut saya terasa perih ternyata saya belum makan ,mari kita makan dulu,sekian terimakasih
mohon maaf kan saya ,saya gagal fokus malam ini
BalasHapusayo segera terbitkan bukumu, dan perbaiki cara menulis kita agar dipahami pembaca
BalasHapus