kisah saat covid-19
masih segar dalam ingatan saya saat itu, saya sedang berdiskusi dengan group belajar menulis gelombang 8 , lewat meeting zoom malam selasa tangal 21 april 2020 , telepon saya berdering. Saya terpaksa
bangun dan mengangkat telepon., Mohon maaf saya tinggalkan kawan-kawan semua
karena yang menelpon adalah bapak kepala sekolah. saya, Beliau meminta saya supaya
bisa hadir ke sekolah besok untuk membantu salah satu siswa kami yang ingin
masuk polisi. Itu artinya nanti buat surat keterangan aktifnya kemudian
membereskan raportnya. Pokoknya mempersiapkan administrasi siswa sampai seluruh
persyaratan yang diminta di sekolah itu selesai, baik bapak isya allah besok
kita selesaikan.
keesokan harinya saya kesekolah,dan berjumpa dengan siswa dan orang tua siswa,kemudian saya mengambil raport siswa tersebut di laci wali kelasnya ( setelah ada izin walikelas ) lalu saya katakan ini yang di foto copy rangkap 6 ya mulai dari kelas satu semester pertama,kedua dan kelas dua semester pertama dan dua serta kelas tiga semester satu,siswa tersebut menjawab baik ibu ,lalu siswa saya berlalu ,tingallah saya bersama orang tua siswa saya,lalu kami berbincang-bincang,ternyata pekerjaan orang tuanya adalah berkebun artinya membersihkan kebun orang,jadi walaupun covid beliau tetap bekerja untuk mencari sesuap nasi,tiba-tiba rasa sedih dan iba muncul di hati saya,lalu saya berpikir ,saya sangat berutang karena PNS, walau tidak kesokolah gaji hidup.tiduran di rumahpun enak karena tiap bulan ambil gaji,bagaimana dengan orang lain di sekitar kita yang pergi pagi ,pulang sore untuk sesuap nasi,jadi kita harus bersyukur dan selalu berikhtiar dan tawakal,karena apapun yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak ALLAH,SWT.
akhirnya siswa saya kembali lalu saya ke ruang tu untuk mengambil leges dan meleges rapot anak saya ,kebetulan kepala tu sudah datang,akhirnya kepala tu yang leges,kemudian saya minta tolong sama kepala tu untuk membuatkan surat aktif ,dan surat keterangan sudah ikut UAS.
setelah selesai semua akhirnya mareka pamit,dan saya terpaku di tempat menatap kepergian siswa saya ,dalam hati saya berucap semoga semua yang dicita-citakan menjadi kenyataan
Komentar
Posting Komentar